Meski ada tulisan Wuhan, tidak ada kesamaan lain antara Wuhan-400 dan
Virus Corona Covid-19. Periode inkubasi, tingkat kematian, dan
sebagainya, sangat berbeda dengan pandemi yang terjadi saat ini.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
=============================================
Beredar
artikel berjudul “Novel Terbitan 1981 Ini Sudah Prediksi Kemunculan
Corona di Wuhan” yang dimuat di situs bukamatanews[dot]id pada Selasa,
17 Maret 2020 08:32.
Dalam artikel ini ditulis :
“Sebuah
karya sastra novel, sudah memprediksi adanya serangan virus corona di
Wuhan pada 2020. Novel itu berjudul “The Eyes of Darkness”. Ditulis Dean
Koontz.
Novel yang diterbitkan pada 1981 itu, juga pernah
diterbitkan The New York Times. Penulisnya, termasuk penulis best
seller. Pada halaman 181 novel itu, sudah disebutkan tentang kemunculan
senuah virus dari Wuhan. Dalam novel itu, virus tersebut tidak dinamakan
corona. Melainkan Wuhan-400. Dibuat ilmuwan China bernama Li Chen.
Virus
itu disebutkan sebagai senjata biologi yang sangat berbahaya dalam satu
dekade. Virus itu akan berkembang biak dalam tubuh manusia, dan tidak
akan tahan lama jika berada di luar tubuh. Di halaman lainnya
disebutkan, pada tahun 2020, virus itu akan mewabah dari Lab Biologi di
kota Wuhan. Dinyatakan juga kalau virus itu akan cepat hilang, tapi akan
muncul kembali 10 tahun kemudian, lalu lenyap seterusnya.”
Selengkapnya di https://perma.cc/P4PH-YLFQ (Arsip)
PENJELASAN
Berdasarkan
hasil penelusuran Tim Cek Fakta Liputan6 dan Tempo, klaim bahwa novel
“The Eye of Darkness” telah memprediksi kemunculan virus Corona
Covid-2019 sebagai senjata biologis dari Wuhan, Cina, adalah klaim yang
salah.
Hanya terdapat satu kesamaan mengenai virus dalam novel ini
dengan virus Corona Covid-19, yakni nama Wuhan, di mana virus Corona
Covid-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina dan nama virus
‘Wuhan-400’ di novel itu.
Selebihnya, mengenai periode inkubasi, tingkat kematian, dan sebagainya, sangat berbeda dengan pandemi yang terjadi saat ini.
Dilansir
dari situs media asing CNN, dalam edisi pertama novel “The Eyes of
Darkness” yang terbit pada 1981, senjata biologis tersebut diberi nama
Gorki-400 dan diciptakan oleh Rusia.
Saat itu, seperti dikutip
dari South China Morning Post, buku tersebut diterbitkan dengan nama
samaran Dean Koontz, Leigh Nichols. Nama senjata biologis itu diubah
menjadi Wuhan-400 ketika buku itu dirilis kembali pada 1989 dengan nama
asli Koontz. Tahun rilis ulang buku ini bersamaan dengan berakhirnya
Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet.
Perubahan dari Gorki-400
menjadi Wuhan-400 dalam buku itu pun benar-benar hanya “cut-and-paste”.
Namun, tidak diketahui apakah Koontz sendiri yang meminta perubahan itu
atau penerbitnya yang membuatnya. Surat elektronik yang dikirim oleh
South China Morning Post ke Koontz, agen sastra, maupun penerbit novel
“The Eye of Darkness” tidak dijawab.
Menurut laporan CNN, gagasan
bahwa virus Corona Covid-19 dibuat di sebuah laboratorium di Wuhan
hanyalah teori konspirasi yang telah dibantah oleh ilmuwan, baik dari
Cina maupun dari Barat. Hingga kini, ahli masih mencari tahu sumber
pasti virus itu. Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa virus itu
kemungkinan berasal dari kelelawar dan ditransmisikan ke hewan perantara
sebelum melompat ke manusia.
Selain itu, novel “The Eye of
Darkness” menyebut bahwa seseorang bisa terinfeksi virus Wuhan-400 hanya
dalam waktu empat jam. Hal ini sangat berbeda dengan virus Corona
Covid-19. Menurut penelitian, seseorang yang terinfeksi virus Corona
Covid-19 cenderung menunjukkan gejala setelah sekitar lima hari
terpapar, atau dalam waktu dua minggu.
Novel tersebut juga
menyatakan bahwa virus Wuhan-400 memiliki tingkat kematian hingga 100
persen. Untuk virus Corona Covid-19, tingkat kematiannya jauh dari angka
100 persen. Para pejabat memperkirakan tingkat kematian virus Corona
Covid-19 sekitar 3-4 persen secara global, yang kemungkinan akan turun.
Wuhan-400 disebut hanya menginfeksi manusia, tidak ada makhluk hidup lain yang bisa membawanya.
Juga
disebut, seperti halnya sifilis, Wuhan-400 tidak dapat bertahan hidup
di luar tubuh manusia hidup selama lebih dari satu menit, yang berarti
tidak dapat mencemari objek secara permanen atau seluruh tempat seperti
anthrax dan mikroorganisme ganas lainnya.
Sifat ketiga adalah,
ketika manusia yang menjadi inang (host) meninggal, Wuhan-400 dalam
dirinya lenyap tak lama kemudian, begitu suhu jasad turun di bawah 86
derajat Fahrenheit.
Organisasi cek fakta AS, Snopes, juga telah
membantah klaim bahwa novel “The Eye of Darkness” telah memprediksi
kemunculan virus Corona Covid-2019 sebagai senjata biologis dari Wuhan.
Menurut Snopes, tingkat kematian virus Corona Covid-19 adalah 2 persen,
sangat berbeda dengan isi novel itu yang menyebut bahwa virus Wuhan-400
memiliki tingkat kematian hingga 100 persen.
Sifat-sifat Wuhan-400 tak cocok dengan definisi virus corona yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Novel
itu pun tergolong sebagai karya fiksi thriller yang ditulis jauh
sebelum munculnya virus Corona Covid-19. Knootz telah melahirkan 105
novel bergenre thriller, horor, fantasi, fiksi sains, misteri, dan
satire.
Teori konspirasi
Sebelum spekulasi mengenai novel “The
Eye of Darkness” beredar, tuduhan bahwa virus Corona Covid-19 adalah
senjata biologis Cina juga pernah muncul. Tuduhan itu bermula dari
berita di The Washington Times, surat kabar terbit di Washington DC, AS,
yang kerap memuat konten propaganda. Media inilah yang pertama kali
menurunkan wawancara dengan Dany Shoham, ahli perang biologis Israel,
terkait konspirasi di balik virus Corona.
Wawancara itu dimuat
pada 24 Januari 2020 dalam artikel yang berjudul “Virus-hit Wuhan has
two laboratories linked to Chinese bio-warfare program”. Berita ini
kemudian ditulis ulang oleh sejumlah situs dan media. Dalam wawancara
itu, Shoham menjelaskan bahwa virus Corona kemungkinan berasal dari
Institut Virologi Wuhan yang terkait dengan program senjata biologis
rahasia Cina.
Tim CekFakta Tempo telah memverifikasi konspirasi
itu dan membantahnya. Kami mengirimkan pertanyaan kepada Shoham terkait
virus Corona sebagai senjata biologis Cina itu. Namun, Shoham menyatakan
tidak memiliki bukti atau indikasi terjadinya infiltrasi virus Corona
dari laboratorium di Wuhan. “So far, there is no evidence or indication
for such incident,” katanya dalam surat elektronik pada 27 Januari 2020.
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4182666/cek-fakta-novel-the-eyes-of-darkness-ramalkan-wabah-virus-corona-pada-1981?source=search
https://cekfakta.tempo.co/fakta/684/fakta-atau-hoaks-benarkah-novel-the-eye-of-darkness-telah-prediksi-munculnya-corona-sebagai-senjata-biologis-dari-cina
https://www.google.com/books/edition/The_Eyes_of_Darkness/U270yU756JoC?hl=en&gbpv=1&bsq=gorki-400&kptab=overview
https://edition.cnn.com/2020/03/13/us/dean-koontz-novel-coronavirus-debunk-trnd/index.html
https://www.scmp.com/lifestyle/arts-culture/article/3051619/china-wasnt-original-villain-book-predicting-coronavirus
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4172296/cek-fakta-klaim-virus-corona-untuk-musnahkan-uighur-tapi-malah-bocor-di-wuhan-faktanya
https://cekfakta.tempo.co/fakta/581/fakta-atau-hoaks-benarkah-virus-corona-wuhan-adalah-senjata-biologis-cina-yang-bocor
https://www.snopes.com/fact-check/dean-koontz-predicted-coronavirus/
https://www.who.int/health-topics/coronavirus
The post [SALAH] “Novel Terbitan 1981 Ini Sudah Prediksi Kemunculan Corona di Wuhan” appeared first on